RSWS Makassar Sudah Jauh Lebih Baik

22-02-2016 / KOMISI IX

 

Kondisi RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah jauh leih baik. Tidak saja bangunan fisik, tapi juga layanan kesehatan dan kebersihan lingkungannya semakin baik.

 

Penilaian ini disampaikan oleh Komisi IX DPR RI saat mengunjungi RS tersebut Jumat (19/2). Tim yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IX Ermalena (F-PPP), menyampaikan apresiasinya kepada Direktur Medik dan Keperawatan RSWS Khalid Saleh. Tim Komisi IX juga sempat meninjau langsung kamar-kamar pasien. Para pasien itu dimintai komentarnya soal layanan kesehatan dan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS Kesehatan.

 

Umumnya para pasien mengaku senang bisa terlayani dengan baik. Sebagian pasiennya ada menggunakan kartu BPJS mandiri dan PBI (penerima bantuan iuran). “Layanan RS di sini sangat bagus,” nilai Ermalena kepada pers usai pertemuan dengan Kepala Dinas Kesehatan Sulsel dan direktur RSWS. Kunjungan Komisi IX sendiri sebetulnya ingin melihat kejadian luar biasa (KLB) DBD di Sulsel.

 

RSWS memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 841. Beragam fasilitas kesehatan tersedia di sini, ada pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan rawat darurat, dan lain-lain. Alat kesehatan juga cukup memadai. Pembangunan fisik terlihat sedang dilakukan. Fisik bangunan dirancang susun ke atas, tidak lagi melebar ke samping yang bisa menghabiskan lahan yang tersedia. Sarana parkir juga sudah tertata dengan baik.

 

Anggota Komisi IX DPR RI Andi Fauziah Pujiwatie Hatta (F-PG), mengisahkankan, ketika ia masih menjadi mahasiswa FKG UNHAS, RSWS terlihat sangat kumuh. Kebersihan tidak terjaga dengan sampah berserakan di mana-mana. Pasien menumpuk hampir di setiap lorong RS. Kucing berkeliaran bebas. Bahkan, keluarga pasien pun kerap menjemur pakaian di halaman RS.

 

“Sekarang layanannya sudah jauh lebih baik. Sudah 1000 langkah berubah. Para pasien juga sudah lebih disiplin. Saya tidak melihat lagi keluarga pasien tidur-tiduran di pinggir jalan. Dulu untuk cari wc, cukup mengikuti baunya pasti ketemu. Sekarang saya angkat jempol deh untuk RS. Wahidin,” ucapnya penuh apresiasi.

 

Sejarah RSWS sendiri berawal pada tahun 1947 yang ketika itu masih meminjam dua bangsal RS jiwa Makassar sebagai bangsal bedah dan penyakit dalam. Dua bangsal itu menjadi cikal bakal berdirinya RSU Dadi. Tahun 1957 RSU Dadi jadi RS Pemda Sulsel. Selanjutnya berturut-turut menjadi RS dengan klasifikasi B (1993) dan jadi RS vertikal Depkes dengan nama RS Wahidin Sudirohusodo (1994).  RSWS kemudian menjadi kelas A sekaligus jadi RS pendidikan dan rujukan tertinggi di kawasan Indonesia Timur.

 

Pasien dari Indonesia bagian Timur pun berdatangan ke sini, baik dari Papua, Maluku, dan NTT. Pada 2014, RSWS memperoleh dua akreditasi penting berupa akreditasi KARS Paripurna dan dan akreditasi JCI. Bahkan, sejak keluarnya SK Menkes tahun 2014, RSWS ditetapkan stastusnya sebagai RS rujukan nasional. (mh)/foto:husein/parle/iw.

BERITA TERKAIT
Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Komisi IX Minta Masyarakat Tak Panik
10-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengapresiasi langkah cepat Kementerian Kesehatan terkait ditemukannya virus Human...
Dukung MBG, Kurniasih: Sudah Ada Ekosistem dan Ahli Gizi yang Mendampingi
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati, menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Nurhadi Tegaskan Perlunya Pengawasan Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, menegaskan komitmennya untuk mengawal pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang...
Dukung Program MBG, Legislator Tekankan Pentingnya Keberlanjutan dan Pengawasan
07-01-2025 / KOMISI IX
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pemerintah secara resmi meluncurkan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025 di 26 provinsi. Program...